Anda butuh kitab-kitab kuning atau kitab Islam lainnya kunjungi Toko kitab kuning ini!

Pagerank Qolbu-Pelipur Lara

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Orang-orang biasanya membandingkan atau saling memandang kemudahan/kebaikan pada pandangannya yang dialami orang lain,sebab derita pada diri. Bila sedang derita dirasa,seolah tak ada orang lain yang menderita. Bila sedang merasa senang ia menjadi lupa diri. 

Apa itu derita,derita sebenarnya ketidak relaan hati atas lepasnya sesuatu yang diinginkan. Maka dari itu ada rasa mudah timbulnya kerelaan hati atas kehilangan,adalah harta yang ternilai. 

Kalau begitu adakah masalah dunia itu besar atau kecil,sebenarnya sama saja. Ini ada sedikit gambaran,dari cerita khikmah buat kita,dan semoga kita bisa mengambil pelajaran dan manfaatnya. 

Suatu ketika pada suatu senja,ada seorang kakek Tua di depan gubuknya yang sederhana. Tak lama kemudian terlihatlah ada sesosok manusia berjalan,yang makin mendekat padanya. Ternyata seorang yang masih tampak muda,rambut agak panjang tak beraturan,pakaian dekil penuh debu,wajah muram pucat tak ada cahaya. Sang kakek bisa mengeri melihat keadaan pemuda ini.

Setelah hendak berlalu,di panggillah pemuda itu. Maka singkat cerita,pemuda itu menuturkan deritanya yang nian tidak tertahan,sampai-sampai ia abaikan urus diri. Kemudian pemuda itu minta diberikan minum,untuk pelepas kehausan-nya. Bergegas mengambilkannya.

Sebelum air itu diserahkan,sebelah tangannya mengambil segenggam garam dari sakunya,dan di aduk-nya dengan segelas air itu...,dan berkata"Minumlah!". Tanpa banyak tanya di minumlah air itu.

"Bagaimana rasanya?" Kata kakek.

"Pahit (bila kadarnya kuat asin bisa jadi pahit)" Sahut pemuda.

"Ya benar" Kakek menimpali. 

Kemudian Kakek memegang tangan pemuda,mengajak-nya berjalan-jalan,sekian lama dan jarak yang jauh,sampailah ke sebuah danau. Kembali tangannya mengambil segenggam garam dari sakunya,diaduknya pada air danau. 

Dan Berkata "Minumlah air danau itu",lanjutnya "Bagaimana rasanya?".

"Segar... kek!"jawab pemuda.

Kakek berkata lagi "Demikianlah,masalah dunia hanya segenggam garam,pahit dan segarnya tergantung wadah (hati) yang kamu siapkan,akan kamu jadikan gelas atau danau?!".

Pemuda itu tersenyum mengerti.... 

Saudaraku,sekarang tinggal kita,akan kita jadikan hati sebagai gelas ataukah danau,dirilah yang tahu !.Salam. {'Abdu}


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين