Anda butuh kitab-kitab kuning atau kitab Islam lainnya kunjungi Toko kitab kuning ini!

Aji-Aji Li Ila

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Di daerah Rembang dulu ada Kyai desa yang sederhana. Sudah tua tapi aktif,dalam pertemuan-pertemuan besar kyai-kyai dan beliau ini selalu hadir. Padahal melihat penampilanya tak menyakinkan. Sehingga terbetik kepercayaan bahwa Mbah Sungeb punya aji-aji sampar angin. 

Pada suatu ketika,beliau bersama kyai yang lain,terpaksa jalan kaki pulang ke Rembang,karena kendaraan umum yang ditumpanginya mogok. Padahal masih jaug sekali. Seorang kyai muda teringat kalau Kyai Sungeb konon punya sampar angin,lalu bertanya;

"Kalau pergi ke Situbondo,Semarang,Yogya itu pakai aji-aji apa mbah,begitu cepat sampai,bisa mendahului sedan?". 

Beliau menjawab sekena-nya,"li ila"(ayat li ila fi qurois..). 

Kyai lain ada berkomentar,"Itu tak ada haditsnya,yang ada itu surat Alfatihah,bisa untuk keperluan apa saja. Misal ingin berjalan cepat tanpa cape,baca Alfatihah." 

Kyai lain lagi menengahi,"Begini saja,Mbah Sungeb ini sudah punya 'li ila' supaya jalan cepat. Biarkan beliau pakai 'li ila',sampean pakai Alfatihah. Nanti saya ikut mana yang paling cepat." 

Baru saja berdebat,tiba-tiba datang anak muda naik motor dari belakang,dan menegur Mbah Sungeb,"Mau kemana Mbah?. 

"Ke Rembang",jawab Mbah Sungeb.

"Mari ikut saya!". Mbah Sungeb pun lalu membonceng pada pemuda itu. 

Dua kyai tetap jalan kaki,sambil menahan lelah kyai muda tadi berkata,"Ternyata lebih mujarab 'li ila' nya Mbah Sungeb,daripada punya sampean!" ¿¿¿


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين